Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 10 Januari 2013

Perbedaan Batik Tulis, Cap dan Printing

1. Batik tulis
Semua proses dikerjakan secara manual, satu per satu, dengan canting, lilin malam, kain, dan pewarna.
Pewarna yang digunakan biasanya berasal dari bahan alam, seperti bunga, kulit buah, kulit kayu, dll..
Misal untuk mendapatkan warna ungu, kita dapat memakai kulit buah manggis. Warna coklat, abu-abu, dan hitam dapat digunakan kulit rambutan, warna kuning dan oranye menggunakan kunyit. 

Karena proses manual-nya, memungkinkan hasil polanya tidak identik sama. Harga untuk batik tulis ini berada di peringkat pertama (paling mahal). Selain karena rumit & membutuhkan waktu pembuatan yang tidak sebentar,, batik tulis ini dipercaya akan memberikan aura tertentu pada pemakainya. Misal untuk motif parang. Parang = ketajaman pikiran. Yang mengunakan motif tersebut konon dipercaya pemikirannya akan lebih tajam dan cermat. Namun, jangan pernah mencoba menggunakan motif tersebut jika anda menikah. Konon dipercaya keluarga akan sering bertengkar (parang = perang).

2. Batik cap
Dibuat dengan menggunakan alat cap atau stempel yang telah terpola batik. Stempel tersebut dicelupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat dibanding pada proses batik tulis, karena pada batik tulis pola tersebut harus dilukis titik demi titik dengan canting, sedangkan pada batik cap dengan sekali tekan anda dapat menyelesaikannya.

3. Batik printing atau sablon
Pada proses batik ini, pola telah diprint di atas alat sablon, sehingga pembatikan dan pewarnaan biasa dilakukan secara langsung. Jadi, proses batik dapat diselesaikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Dengan demikian, proses hanya akan dan tentu saja memerlukan waktu yang lebih cepat disbanding pada proses batik tulis dan batik cap.

Batik printing ini sebenarnya bukan batik. Mengapa? Karena berdasar artikel pengertian batik dijelaskan bahwa batik dibuat menggunakan lilin batik (malam). Bisa dikatakan bahwa batik printing merupakan kain bemotif batik tetapi bukan batik. Harga dan kualitasnya jauh di bawah dari batik cap dan batik tulis. Bagi pencinta batik, mari gunakan batik cap dan batik tulis ya :)


Sejarah Batik

Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” yang diaplikasikan ke atas kain untuk menahan masuknya bahan pewarna. Dari zaman kerajaan Mataram Hindu sampai masuknya agama demi agama ke Pulau Jawa, sejak datangnya para pedagang India, Cina, Arab, yang kemudian disusul oleh para pedagang dari Eropa, sejak berdirinya kerajaan Mataram Islam yang dalam perjalanananannya memunculkan Keraton Yogyakarta dan Surakarta, batik telah hadir dengan corak dan warna yang dapat menggambarkan zaman dan lingkungan yang melahirkan. Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motik abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari pohon mengkudu, tinggi, soga, nila dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Kerajinan Batik ini, di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke XVIII atau awal abad ke XIX.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke XX. Dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing.
Sumber: Batikday

Rabu, 05 September 2012

batik pewarna alami

bisa berupa lembaran nkain ataupun baju sudah jadi, dan juga menerima pesanan .bisa lansung ke website resmi kita http://batiktuliscanting100.blogspot.com
 

Mengenai Saya

Foto saya
line : anggriawanwijaya email : anggriawan.bw@gmail.com | bob.anggriawan@gmail.com

Flag Counter

Flag Counter

Pengikut